PERBEDAAN SEBAGAI SUNNATULLAH


PERBEDAAN SEBAGAI SUNNATULLAH



Hampir semua sepakat bahwa perselisihan dan perpecahaan merupakan kendala serius gerakan umat islam kontenporer, karena menghambat lajunya perkembangan dakwah Islamiah.

Perbedaan adalah sunnatullah yang pasti berlaku pada semua makhluk hidup. kita tidak akan mendapatkan dua makhluk yang serupa dan sama dalam sifatnya, perilaku dan seluruh hal ihwalnya. Bila kita merenungi dalam semesta yang luas ini kita jumpai aneka ragam pepohonan, macam-macam tumbuhan dan warna-warni bebungaan, kendati semuanya disiram dengan air yang sama dan tumbuh di atas tanah yang sama pula, namun dengan kebhinekaan dan pluralitas itulah kita dapat menikmati keindahan menakjubkan. disana ada kebhinekaan yang kurang enak dinikmati dan justru menyesakkan dada karena tidak ada keharmonisan dan amat senjang dengan pembawaan kudrati manusia.

Manusia sebagai ciptaan Allah tak lepas dari Sunnatullah seperti ini, mereka berbeda warna kulitnya, bahasanya, cara berfikirnya, dan sebagainya. Penemuan ilmiyah modern menyimpulkan bahwa tidak ada sidik jari manusia yang sama di dunia ini, namun dalam perbedaan ini terdapat tanda keAgungan Allah Ta'ala .
Allah Ta'ala berfirman :

وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ 

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui."

Tafsir Jalalayn :
"(Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasa kalian) maksudnya dengan bahasa yang berlainan, ada yang berbahasa Arab dan ada yang berbahasa Ajam serta berbagai bahasa lainnya (dan berlain-lainan pula warna kulit kalian) di antara kalian ada yang berkulit putih, ada yang hitam dan lain sebagainya, padahal kalian berasal dari seorang lelaki dan seorang perempuan, yaitu Nabi Adam dan Siti Hawa. (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan kekuasaan Allah swt. (bagi orang-orang yang mengetahui) yaitu bagi orang-orang yang berakal dan berilmu. Dapat dibaca lil'aalamiina dan lil'aalimiina."

Kita yakin bahwa akal merupakan ciri khusus yang dianugrahkan Allah kepada manusia. Dengan akal inilah manusia diharapkan mampu mengemban tugas mulia sebagai Khalifahullah fil Ardh. Barangkali termasuk keajaiban kekuasaan ilahi sampai saat ini manusia belum mampu mengungkap hakekat akal yang menjadi motor aktifitas berfikir manusia. Akal masih merupakan misteri dan rahasia yang tidak diketahui kecuali  oleh Allah Ta;ala sehingga apa yang berkaitan dengan akalpun masih tetap menjadi teka-teki, mengapa cara berfikir manusia berbeda-beda?  Allah SWT berfirman

 {وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118) إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (119) }

"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan, bahwa sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) kesemuanya." (QS. Hud 118 - 119)

Oleh karena perbedaan cara berfikir manusia merupakan hakikat alamiyah dan iradah ilahiyah, maka tidaklah heran jika manusia masih saja berbeda pendapat kendati menurut pandangan para ahli kondisi-kondisi objektif menuntut adanya kesamaan.

No comments