Mereka Bertanya Islam Menjawab : Tanya Jawab Bagian 1



Judul Buku : Mereka Bertanya Islam Menjawab
Bab : Aqidah

Pertanyaan : Menurut Al-Qur'an, Tuhan Kalian adalah yang membimbing manusia atau menyesatkan mereka. Jadi, buat apa Dia menyiksa orang selama-lamanya di Neraka ?

Jawab :

Jika kita serius mencermati pertanyaan kaalian, akan kita simpulkan bahwa itu mencerminkan penyangkalan terhadap Surga dan Neraka , sebab siksa dan pahala di akhirat tidak akan ada artinya sejauh perbuatan buruk dan perbuatan baik sudah di tentukan terebih dahulu oleh Allah. Logikanya, penyangkalan terhadap Neraka menghendaki penyangkalan terhadap Surga.

Islam, bagaimanapun juga menganut prinsip bahwa iman yang kokoh harus di dasarkan pada akal, renungan dan kebijaksanaan . Dalam Al-Qur'an di sebutkan 

" Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti." (Q.s Al- Baqarah : 171).

Makin sering orang merenungkan ciptaan, makin kokohlah imannya Kepada Allah, Sang Khalik. Al-Qur'an mengakui Taqdir Ilahi dan kehendak manusia. Pengakuan ini tersurat jelas dalam Al-Qur'an, Ayat berikut :

"Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan." (Q.s An-Nahl : 93) 

Al-Qur'an mmenolak alasan para pendosa yang mengatakan bahwa takdir sudah menentukan mereka untuk melakukan perbuatan dosa. Prinsip ini di tegaskan dalam beberapa ayat Al-Qur'an :

" Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun". Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta." (Q.s Al-An'am 148) 

" Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." (Q.s An-Nahl:148) 

" Dan apabila dikatakakan kepada mereka: "Nafkahkanlah sebahagian dari reski yang diberikan Allah kepadamu", maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: "Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata ". (Q.s Yasin : 47) 

" Dan mereka berkata: "Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)". Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka."(Q.s Az Zukhruf : 20)

Orang yang berfikir waras pasti tahu bahwa dunia ini meliputi takdir Allah dan Kehendak manusia. Manusia, misalnya, tidak punya kehendak dalam menciptakan tubuh dan anggota-anggota tubuhnya sementara dia punya kehendak sempurna dalam hal-hal tertentu seperti makan, minum, tidur, bekerja, bermain, belajar, mengajar, dan sebagainya. Maka dari itu, ia memikul tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan itu.

Dalam buku Risalah Tauhid, ulama terkemuka Muhammad Abduh mengataka, "Karena orang yang berakal sehat mengakui bahwa mereka ada dan karena itu tidak ada perlunya membuktikan fakta ini. Mereka mengakui bahwa mereka mempunyai kehendak tak terbantahkan mengenai perbuatan-perbuatan yang bisa dipilih. Karena itulah mereka memilih dan menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan itu dengan sengaja."

Sekarang mari kita renungkan kutipan dari Injil yang membahas masalah Takdir Ilahi dan kehendak manusia berikut ini :

"1:18 Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. 1:19 Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.1:20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. 1:21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. 1:22 Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. 1:23 Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran u  yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. 1:24 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. 1:25 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. 1:26 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. 1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka."
Sehingga Al-Qur'an, yang menganut prinsip takdir Ilahi maupun kehendak manusia, tidak menyangkal Kitab-kitab Samawi Lain.

Sebagai kesimpulan, saya ingin mengarahkan perhatian kalian pada fakta bahwa keyakinan kaum muslimin pada Takdir Allah dan pada Tanggung jawab mereka atas perbuatan yang mereka lakukan membuat mereka melaksanakan kewajiban mereka dalam menyebarkan kebajikan, kesejahteraan, keadilan dan moralitas keseluruh dunia. Dengan cara ini generasi awal kaum muslimin membangun peradaban gemilang mereka yang memengaruhi seluruh dunia lebih dari seribu tahun .

Oleh Syaikh Abdul Majid Subh

No comments