Filsafat Muslim : Filsafat ibn-Bajjah Materi Dan Bentuk


Materi Dan Bentuk

De Boer menuliskan:

“Ibn Bajjah memulai dengan satu asumsi bahwa materi itu tidak bisa bereksistensi tanpa adanya bentuk, sedangkan bentuk bisa bereksistensi dengan sendirinya, tanpa harus ada materi.”

Tapi pernyataan ini salah. Menurut ibn Bajjah materi dapat bereksistensi tanpa harus ada bentuk. Dia berargumen jika materi berbentuk, maka ia akan terbagi menjadi “materi” dan “bentuk” dan begitu seterusnya, ad infinitum. Ibn Bajjah,menyatakan bahwa “Bentuk Pertama” merupakan suatu bentuk abstrak yang bereksistensi dalam materi yang dikatakan sebagai tidak mempunyai bentuk.

Aristoteles membuat definisi materi sebagai sesuatu yang menerima bentuk dan yang dalam satu hal bersifat universal. Materinya dalam hal ini berada dari materi Plato yang meskipun dia setuju dengan definisi di atas, berpendapat bahwa bentuk itu sendiri nyata dan tidak membutuhkan sesuatu pun untuk bisa aberinteraksi.

Tujuan Aristoteles bukan hanya untuk menyatakan bahwa materi dan btu itu saling bergantung, tetapi juga untuk membedakan antara bentuk khusus sebuah spesies dan bentuk khusus spesies lain. Bentuk sebuah tanaman itu berbeda, misalnya, dengan bentuk seekor binatang, dan bentuk sehuah benda mati berbeda dengan bentuk sebuah tanaman, dan seterusnya.

Dalam tulisan-tulisan ibn Bajjah, kata bentuk dipakai untuk mencakup berbagai arti:

jiwa, sosok, kekuatan, makna, konsep.


Menurut pendapatnya, bentuk suatu tubuh memiliki tiga tingkatan:

(1) bentuk jiwa umum atau bentuk intelektual, (2) bentuk kejiwaan khusus, dan (3) bentuk fisik.


Dia membagi bentuk kejiwaan sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk tubuh sirkular, hanya memiliki hubungan sirkular dengan amteri, sehingga bentuk-bentuk itu dapat membuat kejelasan materi dan menjadi sempurna.

2. Kejelasan materi yang bereksistensi dalam materi.

3. Bentuk-bentuk yang bereksistensi dalam indera-indera berada di antara bentuk-bentuk kejiwaan dan kejelasan materi.

Bentuk-bentuk itu dapa berkaitan dengan aktif oleh ibn Bajjah dinamakan bentuk-bentuk kejiwaan umum, dan bentuk-bentuk yang berkaitan dengan akal sehat dinamakan bentuk-bentuk kejiwaan khusus. Pembedaan ini dilakukan karena bentuk-bentuk kejiwaan umum hanya memiliki satu hubungan dan hubungan itu ialah dengan yang menerima, sedangkan bentuk-bentuk kejiwaan khusus memiliki dua hubungan–hubungan khusus dengan yang berakal sehat dan hubungan umum dengan yang terasa.

Seorang manusia, misalnya, ingat akan bentuk Taj Mahal: bentuk ini tidak berbeda dari bentuk nyata Taj Mahal kalau benda itu berada di depan mata – bentuk ini selain memiliki hubungan khusus seperti yang tersebut di atas, juga hubungan dengan wujud umum yang terasa, sebab banyak orang melihat Taj Mahal.

Gambar : LINK

No comments