KISAH NABIYULLAH SHALIH ‘Alayhi Salam


KISAH NABIYULLAH SHALIH ‘Alayhi Salam
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhmadulillah kali ini saya di berikan kesempatan untuk kembali Publish hal yang insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Kali ini saya mau mencoba mempablish kisah Shaih dalam Al-Qur’an, yang dimana Karya ini hasil tulisan dari DR. Umar Sulaiman Al-Asyqor ‘Dosen Fakultas Syariah universitas Islam Yordania’ Semoga Allah menjaga beliau beserta Keluarga. Amin Yarobbal Alamin..

PENTINGNYA KISAH AL-QUR'AN DAN HADIS

Kisah  terbaik  adalah  kisah-kisah  Al-Qur'an  yang diturunkan  dari  Dzat  Yang  Maha  Mengetahui  lagi  MahaMengenal.  "Kami  menceritakan  kepadamu  kisah  yang paling  baik  dengan  mewahyukan  Al-Qur'an  ini kepadamu."  (QS.  Yusuf:  3).
Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam melewati  bekas kampung-kampung  Tsamud  yang  dibinasakan  oleh  Allah ketika mereka menyembelih unta. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salamdan para sahabat berdiri di sumur yang dahulu  didatangi  oleh  unta  tersebut.  Dan  RasulullahShallallahu  ‘alaihi  wa  Salam menyampaikan  kepada mereka berita tentang tempat itu. Beliau mengetahuinya dengan  pasti.  Dari  sanalah  unta  itu  datang  dan  ia  pun kembali  dari  jalan  itu.  Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi wa Salam memperingatkan  mereka  agar  tidak  berlaku seperti perilaku kaum Nabi Shalih. Mereka meminta ayat (mukjizat),  lalu  Allah  mengeluarkan  kepada  mereka mukjizat  besar,  yaitu  unta.  Mereka  mendustakan  dan menyembelihnya, maka Allah membinasakan mereka dan menurunkan adzab dan balasan-Nya.

Imam  Ahmad  meriwayatkan  dalam  Musnad-nya  dari Jabir.  Ia  berkata,  "Ketika  Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi wa  Salam melewati  Hijr,  beliau  bersabda,  'Janganlah kalian  meminta  datangnya  ayat-ayat  (mukjizat).  Kaum Shalih  telah  memintanya,  maka  ia  (unta)  datang  darijalan ini dan pergi dari jalan ini. Lalu mereka melanggar perkara  Tuhan  mereka  dan  menyembelihnya.  Unta  itu minum  air  mereka  satu  hari  dan  mereka  minum  air susunya  satu  hari,  lalu  mereka  menyembelihnya.  Makamereka  ditimpa  oleh  suara  yang  keras.  Allah membinasakan  semua  yang  ada  di  kolong  langit  dari mereka,  kecuali  satu  orang  yang  berada  di  Haram'." Mereka  bertanya,  "Siapa  dia,  ya  Rasulullah?"  Beliau menjawab, "Dia adalah Abu Righal. Ketika dia keluar dari Haram, dia tertimpa seperti yang menimpa kaumnya."

TAKHRIJHADIS
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam  Musnadnya,  3/296.  Ibnu  Katsir  setelah  menyebutkannya berkata,  "Hadis  ini  di  atas  syarat  Muslim,  dan  ia  tidak tertulis  di  salah  satu  dari  enam  kitab  (Kutubus  Sttah)." Al-Bidayah wan Nihayah, 1/137. Al-Haitsami  berkata,  "Diriwayatkan  oleh  Bazzar  dan Thabrani  dalam  Ausath.  Lafazhnya  ada  di  dalam  surat Hud. Dan Ahmad meriwayatkan hadis senada. Rawi-rawiAhmad adalah rawi-rawi hadis shahih." Majmauz Zawaid, 6/194.

PENJELASAN HADIS
Allah Tabaraka wa Taala menceritakan kepada kita kisah Nabiyullah  Shalih  ‘Alayhi  Salam  dengan  kaumnya, Tsamud.  Kisah  ini  berisi  peristiwa  dan  kejadian  yang jelas lagi terperinci. Kisah ini tidak disinggung di Taurat, dan  ahli  kitab  tidak  mengetahui  berita  tentang  Tsamud (kaum Nabi Shalih) dan 'Ad (kaum Nabi Hud)

Padahal Al-Qur'an  menyampaikan  kepada  kita  bahwa  Musa menyebutkan  dua  umat  ini  kepada  kaumnya  "Dan  Musa berkata,  'Jika  kamu  dan  orang-orang  yang  ada  di  mukabumi  semuanya  mengingkari  (nikmat  Allah),  maka sesungguhnya  Allah  Maha  Kaya  lagi  Maha  Terpuji. Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelumkamu  (yaitu)  kaum  Nuh,  'Ad,  Tsamud  dan  orang-orang sesudah  mereka.  Tidak  ada  yang  mengetahui  mereka selain  Allah.  Telah  datang  Rasul-Rasul  kepada  mereka (membawa)  bukti-bukti  yang  nyata,  lalu  mereka menutupkan  tangannya  ke mulutnya (karena kebencian)dan  berkata,  'Sesungguhnya  kami  mengingkari  apa yang kamu  disuruh  menyampaikannya  (kepada  kami),  dan sesungguhnya  kami  benar-benar  dalam  keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya'." (QS. Ibrahim: 8-9).


Seorang  mukmin  dari  keluarga  Fir'aun  berkata,  "Dan orang  yang  beriman  itu  berkata,  'Hai  kaumku, sesungguhnya  aku  khawatir  kamu  akan  ditimpa (bencana)  seperti  peristiwa  kehancuran  golongan  yang bersekutu.  (Yakni)  seperti  keadaan  kaum  Nuh,  'Ad, Tsamud." (QS. Ghafir: 30-31)

Buku-buku  sunnah  memberitakan  kepada  kita  bahwa Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam melewati kampung Tsamud yang bernama Hijr pada perjalanannyamenuju  perang  Tabuk.  Beliau  singgah  bersama  para sahabat  di  perkampungan  mereka.  Para  sahabat mengambil  air  dari  sumur-sumur  di  mana  Tsamud mengambil  air darinya. Dengan air itu mereka membuat adonan  roti,  sementara  bejana  telah  disiapkan  di  atas api.  Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam memerintahkan  agar  bejananya  ditumpahkan  dan adonannya  diberikan  kepada  unta.  Kemudian  beliau meneruskan  perjalanan  sampai  di  sumur  di  mana  unta Shalih minum darinya. Dan beliau melarang para sahabatuntuk masuk ke daerah suatu kaum yang diadzab kecuali dalam  keadaan  menangis.  Beliau  pun  menjelaskan alasannya, "Aku khawatir kalian akan tertimpa oleh apa yang menimpa mereka."

Apabila  manusia  berada  di  suatu  tempat  di  mana  telah terjadi  peristiwa  besar,  baik  pada  masa  itu  atau sebelumnya,  maka  perhatian  mereka  tertuju  kepada peristiwa  tersebut. Apabila ia seorang dai kepada Allah, maka  dia  bisa  memanfaatkan  peluang  untuk mengingatkan  manusia  dengan  apa  yang  telah  menimpa orang-orang  terdahulu,  memperingatkan  mereka  agar tidak  melakukan  apa  yang  telah  mereka  lakukan  dan tidak berjalan di atas jalan mereka. Inilah  yang  dilakukan  oleh  Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi wa Salam. Beliau menyampaikan kepada mereka tentang apa  yang  telah  Allah  sampaikan  kepadanya.

Beliau menunjukkan  jalan  di  mana  unta  Shalih  datang  darinya menuju  sumur,  dan  jalan  di  mana  darinya  unta  itu meninggalkan  sumur.  Nabi  juga  memberitahu  mereka bahwa  unta  Shalih berbagi air dengan kaum Shalih pada hari  di  mana  ia  mendatangi  sumur  dan  minum  darinya.Pada  hari  berikutnya  ia  tidak  minum  apa  pun.  "Ia mempunyai  giliran  untuk  mendapatkan  air  dan  kamu mendapatkan  giliran  pula  untuk  mendapatkan  air  padahari  tertentu."  (QS.  Asy-Syuara:  155).

"Dan  berikan kepada  mereka  bahwa  sesungguhnya  air  itu  terbagi antara  mereka  dengan unta betina itu, tiap-tiap giliran minum  dihadiri  oleh  yang  punya  hak  giliran."  (QS.  AlQamar: 28).

Di  antara  keunikan  unta  Shalih  yang  disampaikan  oleh Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam adalah,  bahwa kaum  Shalih  memerah  susunya  dalam  kadar  sekehendak mereka.  Maka  air  yang  diminum  oleh  unta  pada  hari gilirannya  tergantikan  oleh susunya yang melimpah,  dan mereka  mendapatkannya  tanpa  lelah  dan  capek. Walaupun  Tsamud  telah  mengambil  keuntungan  besar dari unta Shalih, tetapi mereka tetap merasa sempitdan membenci  keberadaannya  di  antara  mereka.  Maka mereka menyembelihnya. Al-Qur'an  telah  menyatakan  bahwa  pembunuh  unta  ini adalah  orang  tercelaka  di  kalangan  Tsamud,  "Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu Rasulullah  berkata  kepada  mereka,  'Biarkanlah  unta betina  Allah  dan  minumannya'.  Lalu  mereka mendustakannya dan menyembelihnya." (QS. Asy-Syams: 12-14).

Rasulullah  telah  menjelaskan  kepada  kita tentang  pembunuh  unta  itu  di  dalam  salah  satu  hadis, bahwa dia adalah laki-laki merah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salamtelah bersabda kepada Ali dan Ammar, "Maukah  kalian  berdua  aku  beritahu  siapa  orang  yang paling  celaka  dari  dua  orang laki-laki?" Kami menjawab, "Ya,  ya  Rasulullah."  Nabi  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam bersabda,  "Seorang  laki-laki  berkulit merah di kalangan Tsamud pembunuh unta dan orang yang memukulmu, ya Ali,  di  sini  (ubun-ubunnya)  hingga  basah  oleh  darah – yakni jenggotnya."

Dalam hadis lain Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa Salammenyatakan  bahwa  dia  adalah  pembesar  kaumnya.  Di dalam  Shahihain,  'Ketika  bangkit  orang  yang  palingcelaka',  Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam bersabda,  "Bangkitlah  seorang  laki-laki  yang  kotor, busuk,  perusak,  mulia  di  antara  kaumnya  seperti  AbuZam'ah.. Manakala mereka menyembelihnya, Shalih, Nabi mereka, menjanjikan  siksa  setelah  tiga  hari. Dia berkata kepada mereka,  "Mereka  membunuh  unta  itu,  maka  berkata Shalih, 'Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga  hari,  itu  adalah  janji  yang  tidak  didustakan."  (QS. Huud: 65)

Pada  hari  ketiga  datangnya  adzab  berupa  suara  yang menggelegar. "Jika mereka berpaling, maka katakanlah, 'Aku  telah  memperingatkan  kamu  dengan  petir,  seperti petir  yang  menimpa  kaum  'Ad  dan  kaum  Tsamud."  (QS. Al-Fushshilat:  13). "Dan  adapun  kaum  Tsamud,  maka mereka  telah  Kami  beri  petunjuk,  tetapi  mereka  lebih menyukai  buta  (kesesatan)  dari  petunjuk  itu.  Maka mereka  disambar  petir,  adzab  yang  menghinakan lantaran  apa  yang  telah  mereka  kerjakan."  (QS. Fushshilat: 17)

Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam telah memberitahukan  kepada  kita  bahwa  suara  menggelegar itu  telah  membinasakan  semua  yang  ada  di  bumi  dari kabilah  itu,  tanpa  ada  beda  antara  yang  tinggal  di daerahnya  atau  sedang  bepergian  ke  daerah  lain  yangjauh.  Tidak  ada  yang  selamat  kecuali  seorang  laki-laki dari  kalangan  mereka  yang  pada  waktu  itu  sedang berada  di  Haram.  Haram  melindunginya  dari  adzab. Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam telah menyebutkan namanya, orang itu dipanggil dengan nama Abu  Righal.

Akan  tetapi,  dia  pun  tertimpa  apa  yang menimpa kaumnya begitu dia keluar dari Haram. Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa Salammemperingatkan para  sahabat  agar  tidak  meminta  datangnya  ayat-ayat(mukjizat)  seperti  kaumnya  Nabi  Shalih,  karena ditakutkan  mereka  akan  mendustakannya  lalu  mereka binasa seperti kaum Shalih.

PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS

1.  Peringatan  terhadap  sikap  memohon  ayat-ayat (mukjizat).  Orang-orang  terdahulu  telah  memohon kepada  Rasul-Rasul  mereka.  Permohonan  mereka dikabulkan,  tetapi  mereka  mendustakannya.  Mereka dibinasakan karenanya.

2.  Berhati-hatilah  terhadap  adzab,  murka  dan  siksa Allah  lantaran  telah  mendustakan  Rasul-Rasul  dan kitab-kitab-Nya.

3.  Unta  betina  pemberian  Allah  kepada  Nabi  Shalih adalah  ayat  yang  besar.  Bentuk  tubuhnya  besar. Penampilannya  mengundang  decak  kagum.  Ia memiliki  ciri-ciri  istimewa  yang  tidak  dimiliki  oleh unta selainnya.

4.  Anjuran  berhenti  sesaat  di  tempat-tempat  yang pernah  terjadi  peristiwa-peristiwa  besar,  agar  bisamengambil  pelajaran  dan  nasihat,  sebagaimana Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam berhenti  di sebuah  sumur  di  perkampungan  Tsamud.  Allah  telah memerintahkan  di  dalam  kitab-Nya  agar  berjalan  di muka bumi dan merenungkan akhir perjalanan orang-orang  terdahulu  dengan  mengambil  pelajaran  dan peringatan dari mereka. "Katakanlah, 'Berjalanlah di muka  bumi,  kemudian  perhatikanlah  bagaimana kesudahan  orang-orang yang mendustakan itu'." (QS. Al-An'am:  11) "Sesungguhnya  telah  berlalu  sebelum kamu  sunnah-sunnah  Allah,  karena  itu  berjalanlah kamu  di  muka  bumi  dan  perhatikanlah  bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (Rasul-Rasul)." (QS. Ali Imran: 137)

5.  Detailnya  ilmu  Nabi.  Beliau  menunjukkan  jalan  yang dilalui  oleh  unta  itu  untuk  mendatangi  sumur  dan jalan  yang  dilalui  ketika  meninggalkannya.  Hal  ini bukan sesuatu yang aneh, karena dia diberitahu oleh Dzat yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

6.  Haram melindungi orang yang berlindung dengannya, melindungi  Abu  Righal  dari  adzab  Allah.   Manakala dia  keluar  darinya,  dia  pun  tertimpa  adzab  seperti kaumnya.

7.  Lindungan  Haram  kepada  Abu  Righal  menunjukkan bahwa  hal  ini telah ada sebelum Ibrahim. Nabiyullah Shalih  dan  kaumnya,  Tsamud,  adalah  kaum  sebelum Ibrahim  ‘Alayhi  Salam.  Shalih  berasal  dari  bangsa Arab keturunan Nuh ‘Alayhi Salam. Haramnya Makkah sebelum  Ibrahim  didukung  oleh  ucapan  Ibrahim,  "Ya Tuhan  kami,  sesungguhnya  aku  telah  menempatkan sebagian  keturunanku  di  lembah  yang  tidak mempunyai  tanaman  di  dekat  rumah-Mu  (Baitullah) yang dihormati." (QS. Ibrahim: 37)

Semoga bermanfaat…

No comments