MANISNYA IMAN

Bismillahirahman nirohim…
oleh. Ust Bilal Assad

Manisnya Iman

 Rasulillahi ï·º bersabda “Barang siapa Yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik” (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth Mengatakan bahwa sanad hadist ini shahih.).


Inti dari hadis itu yang mana kita singgung bukanlah suatu ‘kebenaran atau hal baik’. Tapi bahwa, Ketika seseorang meninggalkan atau berhenti melihat yang haram, ketika seseorang menghentikan setiap perbuatan yang di benci Allah itu berarti bahwa orang itu hanya menginginkan keridhoan Allah (swt) dan bagaimana mereka menggunakan matanya , atau bagaimana mereka menggunakan tubuhnya , bagaimana menggunakan waktunya dan sebagai hasil kemurnian.. Bahwa Allah lah tujuannya, dengan menjauhkan diri dari kemaksiatan, dengan mengendalikan dirinya, tanda kemurnia cinta ini untuk Allah dan menjadikan–Nya prioritas,.

Rasa manis ini jika kamu memberikan orang segala sesuatu di dunia, dan jika kamu memberi mereka segala sesuatu yang diinginkan setiap manusia.. wallahi itu tidak akan membuat suatu perbedaan dalam Rasa manis yang mereka rasakan di dalam hati mereka saat merasakan betapa indah nya Iman… Rasa manis ini tidak akan tertandingi, sekalipun berisi isak tangis penyesalan dan curahan dalam bermunajat kepada Rabbnya..

Kapan terakhir kali kita merasakan manisnya Iman

Apakah Setiap Malam ?? apakah sekarang ?? atau apakah setahun yang lalu ??Apakah kita merindukan manisnya iman itu ?? Apakah kita sangat menginginkannya ? inginkah kita merasakan manisnya Iman itu ?

Ust. Bilal Assad pernah bercerita tentang manisnya iman:
“Saya merasakan rasa manis iman yang mendalam, dimana pada malam hari saya terbangun , ketika semua orang tertidur dan saya hanya merasakan dorongan ini untuk membuatnya berdiri sendiri dalam gelap dengan lilin kecil atau cahaya yang sedikit, Saya tak ingin seorangpun melihat, saya tak peduli jika seseorang melihat atau mengetahui apa yang saya lakukan, saya hanya ingin merasakan rasa manis cinta ini untuk bermunajat kepada Allah (swt) untuk berkata kepada-Nya “karena saya mencintai-Nya”. Saya merasakan rasa manis yang tidak meninggalkan hati ini,, itu membuat saya meninggalkan tidur… karena Rasa manis atas apa yang saya lakukan lebih di cintai daripada Tidur ini… Lalu tak hanya itu, disaat saya shalat di malam hari saya tak tahu kenapa, tapi saya merasakan hati ini mulai berdegup, seperti yang belum pernah dirasakan sebelumnya.. Itu bukan degupan seseorang dengan serangan Jantung, bukan degupan seseorang yang telah berolahraga untuk waktu yang lama, itu bukan degupan seseorang dengan sakit tetapi suatu degupan yang membangunkan rasa manis yang membuat mata ini ‘berair’ dan sekarang saya menangis dan saya tak tahu kenapa, satu-satunya yang bisa saya katakan ialah adanya rasa manis didalam diri ini yang membuat air mata mengalir karena kesadaran, cinta, dan komunikasi dengan Allah SWT…”

begitu tutur beliau dalam suatu ceramahnya, masyaAllah. Semoga kita semua selalu merasakan manisnya iman dan hangatnya Rahmat Allah SWT di setiap detiknya, di setiap kita bermunajat kepada-Nya, desetiap kondisi Hati ini, Di setiap susah dan senangnya kondisi Kita, membuat kita selalu melibatkan-Nya dalam segala hal, menjadikan-Nya satu-satunya tujuan.. hingga Allah pun menggolongkan kita dengan Hamba yang Ia Cintai Insya Allah.. Amin Yarobbal Alamin..

Allah Ta'ala berfirman: “Barang siapa berhijrah di jalan Allah, Niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya(sebelum sampai ke tempat yang di tuju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.” (QS. An-nisa ; 100)

No comments