Filsafat Muslim ; Filsafat Miskawaih Filsafat Sejarah




Filsafat Sejarah

Pada dasarnya Miskawaih adalah seorang ahli sejarah dan moralis. Etika yang disusunnya bersifat genentik (yaitu didasarkan pada tempat dan posisi manusia di dalam evolusi kosmik), agamis dan praktis. Bahka ia merasa perlu memperbaraui moral diri sebelum menulis Tahdzib al-Akhlaq.

Mengenai sejarah, pandangan-pandangannya, bersifat filosofis, ilmiah dan kritis. Ia menggariskan fungsi sejarah dan tugas-tugas ahli sejarah sebagai berikut:

Sejarah bukanlah cerita hiburan tentang dir para raja, tetapi suatu pencerminan struktuir politik ekonomi masyarakat pada masa-masa tertentu. Ia merupakan rekaman naik turunnya peradabanm bangsa-bangsa dan negara-negara.

Untuk itu, ahli sejarah harus menjaga diri terhadap kecenderungan umum mencapuradukkan kenyataan dan rekaan atau kejadian-kejadian palsu. Ia bukan saja harus faktual, tetapi juga harus kritis dalam mengumpulkan data.

Terlebih, ia mesti tidak hanya mengisi sejarahnya dengan gambaran-gambaran tentang kenyataan, tetapi juga pandangan- pandangan filosofis, menafsirkannya dalam lingkup kepentingan amanusiawi dan akibat-akibat yang terjadi. Sebagaimana di dalam alam, di dalam sejarah pun tidak ada tempat bagi kebetulan.

Karena itu, sejarah bukanlah kumpulan kenyataan terpisah dan statis, tetapi merupakan proses kreatif dinamis harapan-harapan dan aspirasi-aspirasi manusia. Ia adalah organisme yang hidup dan tumbuh, yang strukturnya ditentukan oleh cita-cita dasar serta cita-cita kebangsaan dan negara. Ia tidak hanya mengumpulkan kenyataan-kenyataan yang telah lalu menjadi suatu kesatuan organik, tetapi juga menentukan benetuk sesuatu yang akan datang.

Karyanya yang sangat berguna dan monumental adalah Tajarib al-Umam (Pengalaman Bangsa-bangsa) yang tujuan dan metodenya sangat sugestif, dan menurut Leon Caetani, sangat dekat dengan prinsip-prinsip yang dianut oleh ahli-ahli sejarah Barat dan ahli-ahli sejarah modern.

No comments